LOG for ROCK SHOW of Force - First Time History The Greatest Music Concert at Tambaksari Stadium in Surabaya


Artist Perform @Double Stage with 1000K watt full power Sound System and Light System.
Featuring :
- JAMRUD ( confirm )
- BOOMERANG ( confirm )
- POWER METAL ( confirm )
- EDANE ( confirm )
- KOBE ( confirm )
- ELPAMAS ( confirm )
- MEL SHANDY ( confirm )
- U9 + JP IVAN ( confirm )
- WORKSTATION ( confirm )
- MACAN ( confirm )
- ENDANK SOEKAMTI

Bidadari si Mama Rock

Bidadari, kelompok ini cukup lama malang melintang di panggung2 kafe di seputaran Jakarta. Mereka mengawali karir bermusik di Surabaya dengan nama Zenith, kisaran tahun 1995 mereka hijrah ke Jakarta. Sampai saat ini masih tetap eksis, rupanya dunia musik (utamanya rock) sudah mendarah daging bagi kelima wanita cantik ini..(kata saya looh ga tau kata orang)... :)
Salah satu lagu Bidadari dapat di download di link :
Bidadari - Kubenci Pernah Mencintaimu

[video] macan - hijau

[video] macan - mungkin ta' mungkin

sekilas Toto Tewel

Toto Tewel mengawali karirnya dengan meraup gelar ‘the best guitarist’ dalam Festival Rock se-Indonesia yang di promotori oleh Log Zhelebour selama 3 kali berturut-turut. Mulai dari tahun 1984, 1985 dan 1986. Dari situlah, dibawah naungan Log Zhelebour, Toto Tewel bersama grup rocknya – Elpamas, mencetak hit-hit rock di tahunnya. Tidak hanya Elpamas saja, Toto Tewel juga menjadi elemen penting bagi beberapa grup besar. Swami, Sirkus Barock, Dalbo, dan Kantata Takwa. Namanya terjajar bersama musisi-musisi besar setaraf Iwan Fals, Sawung Jabo, dan Jockie Suprayogo. Gitaris asal Malang ini juga menggarap single hits milik Hengki Supit (Bila Engkau Izinkan), Franky Sahilatua (Menangis, Perahu Retak), dan juga album Setiawan Djodi bertajuk “Misteri Cinta”. Pada tanggal 20 Mei 2007, Toto Tewel pun terlibat kembali dalam peluncuran album Setiawan Djodi yang berjudul “Warning! Global Warming”. Dibalik itu semua, Toto Tewel juga memiliki karya pribadi berbentuk solo gitar yang konsepnya siap untuk diproses lebih matang. Beberapa Cover song “RUSH” beserta karya orisinilnya menjadi bagian dari rencana albumnya. (re-post)
http://www.myspace.com/tototewel

 

Secara pribadi saya cukup dekat mengenal beliau, melihat caranya bermain gitar selalu membuat saya kagum, akurasi dan picking power nya sangat luar biasa.. [gatz]

Fungsi DI box


Direct Injection ato biasa dikenal DI box, memiliki fungsi utama sebagai penguat signal dan juga berfungsi untuk menekan suara noise
- Menguatkan sinyal
Sinyal yang lemah yang diakibatkan dari hambatan kabel saat meneruskan sinyal suara , misal dari ampli ke mixer, jika jarak dari panggung ke mixer FOH lebih dari 30 meter maka sinyal biasanya akan melemah karena kabel yang terlalu panjang ato ada hambatan-hambatan lainnya.
Dengan adanya DI box sinyal yang lemah dapat di dorong kembali sehingga ketika sampai ke mixer sinyal suara lebih stabil.
 - Meredam noise
Suara noise juga dapat di tekan dengan adanya jack balance 3 kaki ( xlr jack ). Ada 2 macam DI box, pasive & active. Keduanya mempunyai keunggulan tersendiri.

Beragam merek DI box berkualitas seperti hughes&kettner, radial, bbe, boss dengan harga yang lumayan mahal, namun banyak juga DI box yang lebih murah tetapi cukup berkualitas seperti behringer dll.

Surabaya ber-GE(i)TAR

Konser yang akan digelar oleh Log Zhelebour ini membuat saya terperangah.., melihat disain posternya saja sudah bikin bulu kuduk merinding.., wooouw bakalan dahsyat tentunya, bukan hanya dari kemegahan panggung, lighting dan sound system, tapi super grup band rock di Indonesia bakalan tumplek blek disini.. yaa seperti era kejayaan rock dahulu.. di Tambaksari.., di Surabaya..
Selamat Datang LOG.. Selamat Datang ROCK..

asupan gizi

usai ngaum d salah satu event.., poto bareng para pawang (julukan penyayang macan).
" kehadiran mereka (para pecinta rock) membuat suasana pertunjukan musik makin hot dan greeengg..."






weee.. yoo ngene iki tampang band technician (boso keren).., kl d terjemahkan ke boso suroboyo kira-kira semacam kuli angkut ngonolah..huehehee piss guys..
" ucup-rokmen-jav-ikke, tanpa kerja keras kalian kami akan menjadi ompong", padahal saiki wis bogang :)

DASFEST #1

I-Club, Jl. Manyar Kertoarjo 112 Surabaya
2 Agustus 2010 mulai 16.00-22.00

DEVADATA
M A C A N
CRUCIAL CONFLICT
PLESTER X
WAFAT
STAB IN THE HEART
MACHIA VELLIAN
UNDER MY THROAT
CORDIAL ARMY (BALI)
P A R A U  (BALI)

cover charge Rp.25.000,- 

Pemberontakan Band Indie Surabaya


Geliat band independen (indie) di Surabaya makin menggairahkan saja. Sejak 2005, makin banyak band indie lahir dari berbagai jenis aliran musik. Mereka ingin menangkap peluang komersial sekaligus merebut citra.
 

Suatu siang, pelataran Balai Pemuda berubah riuh. Seharian terdengar dentuman musik keras, nyaris tak berhenti. Anak-anak band beradu kemampuan dan ketrampilan bermain musik. Sementara ratusan (saat siang) dan ribuan (saat malam) penonton, asyik nongkrong mengikuti jalannya acara demi acara.
Itulah yang tersaji dalam Balai Pemuda Indie Rock Exhibition. Kegiatan ini tergolong cukup langka. Butuh keberanian dan kepercayaan tinggi. Sebab, semua pesertanya diwajibkan membawakan minimal dua lagu karya sendiri.
Dua band ternama, Power Metal dan Bidadari, menjadi bintang tamu.
Ditambah 19 band indie yang kini sedang naik daun, antara lain Devadata, Macan, Ovalenz, Crucial Conflict, Blingsatan, LGCB, Bluekuthuq, Krissolit, Princess, Crème Caramel, Leaver Got Stone, Baby Dolls, Valerian, Jagal, dan Cinta Hitam. Juga 11 band indie yang terseleksi melalui audisi.
“Kami memilih rock karena Surabaya gudangnya musisi rock. Makanya, kalau sekarang dipilih tema indie rock, itu sangat tepat,” ujar Gatuk, ketua pelaksana.
Gatuk menuturkan, potensi grup indie di Surabaya dan sekitarnya cukup besar. Memang tidak ada data pasti berapa jumlahnya. Namun, dia menaksir mencapai ratusan.
“Bukan hanya kuantitas, tapi kualitasnya makin hari makin bertenaga,” tandas gitaris Macan, grup rock debutan Log Zhelebour ini.
Elton, salah kurator acara, menilai lahirnya band indie bisa disebabkan oleh dua hal.
Pertama, mereka kesulitan menembus pasar major label. “Ada semacam kepenatan sehingga banyak musisi mencari alternative,” kata dia. Kedua, lahirnya band indie bisa jadi merupakan pemberontakan. Sebab tren lagu-lagu yang bisa menembus pasar sekarang lebih banyak bersifat easy listening.
“Temanya ya kayak cinta-cintaan melulu. Ini kemudian merangsang band indie yang berusaha konsisten bermain musik yang mengandalkan ketrampilan, pemilihan lirik yang berbobot, dan mendongkrak kemapanan,” papar pembetot bas The Shadow ini.

PIKAT PRODUSER BESAR
Di Surabaya, awal 2000-an, menjamur distro (akronin dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris impor lainnya. Distro menjadi tempat efektif untuk menjual hasil kreativitasnya. Tak terkecuali kaset-kaset indie.
Sejumlah gurub band Surabaya akhirnya memanfaatkan distro sebagai sarana marketing. Selain memiliki tempat permanen, mereka juga tak pernah melewatkan event pameran, baik yang berskala lokal maupun nasional.
Banyak band indie sekarang yang karyanya karya memikat produser besar macam Aquarius, Sony BMG, dan EMI. Contoh: The Changcuters PAS Band, D’Masiv, Koil, dan masih banyak lagi.
The Changcuters misalnya, awalnya hanya mengikuti audisi ke audisi. Sampai akhirnya lagunya banyak diputar di radio swasta di Bandung. Sekarang, The Changcuters telah menjadi band sukses dengan banyak fans.
Lain halnya dengan PAS Band. Grup asal bandung ini awalnya meniti karir dari panggung ke panggung underground sejak 1989. Awalnya band yang lahir di kampus Universitas Padjajaran ini kebanyakan mengusung musik-musik beraliran keras macam hardcore.
Grup yang mencampurkan warna musik rock, hip hop dan punk ini, merilis album EP berbendera indie dengan debut Four Through The Sap. Sukses album indie tersebut, Pas Band kemudian masuk label Aquarius. Hasilnya, mereka dapat mencetak tiga album sukses. “Yang mesti diingat, jika ingin menggapai sukses, band indie harus berani melakukan eksplorasi dan eksperimentasi,” tandas Elton.
Surabaya sebenarnya juga tak kalah. Ada Vox, Riviera, Devadata, Blingsatan. Sebelumnya hanya main di kampus dan rekaman indie. Kini, mereka sudah punya nama dan mampu menembus jaringan pasar musik nasional. Devadata, misalnya, baru bisa menembus perusahaan rekaman di Jakarta pada album ketiga. Bersama Hijau Extreme Record, milik Anang Hermansyah, Devadata merekam delapan lagu karangan mereka sendiri. Proses rekamannya telah dimulai 2007.
Meski diproduseri Anang, Devadata punya otoritas penuh untuk merancang semua materi album baru mereka bertitel Spirit of Indonesia. Mulai lagu hingga desain sampulnya, tak ada campur tangan dari suami Krisdayanti itu. “Buat Devadata ini penghargaan. Karena biasanya produser melakukan intervensi pada band-band baru,” kata Bodhas, vokalis dan pemebetos bass grup hardcare ini.

MOMOK MAJOR LABEL
“Jangan remehkan band indie. Kalau dilihat perkembangan sekarang, band indie telah menjadi momok mayor label,” ujar Ipunk, gitaris Power Metal.
Menurut Ipunk, lahirnya indie lantaran sulitnya menembus major label.
Karena parameter yang dipakai produser seringkali berbanding terbalik dengan pemaian musik. Di satu sisi, pemain musik amat yakin jika karyanya bagus. Sementara produser acap menganggap karya bagus belum tentu bisa dijual. Jadinya, parameter industri yang dinomorsatukan.
“Band-band era Power Metal pada tahun 90-an agak berbeda kondisinya. Setelah juara festival, kemudian ada produser yang mau mendanai untuk rekaman. Dan, produser mau membeli dengan sistem beli-putus. Sekarang sulit. Hampir semua produser memberlakukan sistem royalti, dihitung berdasar hasil penjualan,” jlentreh pria bertubuh tambun ini.
Hingga sekarang Power Metal sudah melahirkan 8 album. Semuanya diproduksi Logiss Record, milik promotor kondang, Log Zhelebour. Tahun 2009, Power Metal merampungkan album kesembilan.
Ipunk menyarankan band-band indie tak gampang menyerah. Band indie juga tak perlu ikut arus membikin lagu gampang hits, tapi mudah hilang.
“Saya bukan antipati terhadap lagu easy listening, tapi kalau bisa tidak kacangan. Kalau kita bisa membuat seperti The Beatles atau Bee Gees, ya easy listening tapi berbobot dan melegenda,” tutur Ipunk.(*)

Siklus Musik Rock

 oleh : Agus Wahyudi

“Percayalah, siklus musik di tanah air akan kembali. Rock akan bangkit,” begitu komentar sejumlah musisi rock Surabaya dalam diskusi di Balai Pemuda, suatu siang.

Mereka lalu menyebut era 70-an sebagai generasi rocker pertama. Semisal AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang), God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), dan Rawe Rontek (Banten).
Dan di tahun 80-an, yang namanya sempat ranum di pentas nasional, antara lain El Pamas (Pandaan), Grass Rock (Surabaya), Power Metal (Surabaya), Adi Metal (Surabaya), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).
Rock bangkit? Surabaya bakal menjadi barometer musik rock di Indonesia? Akan lahir banyak grup rock yang, kemudian merajai pasar musik karena publik jenuh dengan pesona grup-grup yang sekarang ngetop?
Jujur, pertanyaan-pertanyaan itu sangat mengelitik. Mungkinkan rock akan menembus ‘barikade’ kapitalisasi musik di Indonesia? Mampukan musik rock membelalakkan mata para-produser besar yang punya modal kuat dan mampu mem-’blocking time’ program-program musik di televisi nasional?
Optimisme terjadinya siklus itu wajar-wajar saja. Sangat manusiawi. Toh, pasar musik sangat sulit ditebak. Sangat misterius. Keyakinanan musisi dengan kehendak pasar acap berbanding terbalik.
Hanya, jika optimisme tersebut berbuah sikap kelewat percaya diri, itu yang mencemaskan. Sebab pada gilirannnya berujung pada keputusasaan. Ini bila kehendak hati tak sesuai dengan realitas di lapangan. Harapan yang diusung akhirnya patah di tengah jalan.
Sejatinya, sebagai musisi, sikap proaktif dalam berkarya sangat dibutuhkan. Tidak perlu menunggu momen. Tidak perlu menunggu siklus. Apalagi menunggu keberuntungan.
Karya harus terus mengalir dari waktu ke waktu. Kita bisa mengambil pelajaran dari banyak grup band yang kini telah meraup kesuksesan di belantika musik nasional maupun dunia. Apakah karya-karya mereka lahir dari sikap ongkang-ongkang kaki dan lamunan panjang? Atau menunggu dengan debar hati akan datangnya siklus dan keberuntungan?
Tidak. Karya besar lahir dari kerja keras dan cerdas. Mereka tak pernah berhenti untuk selalu belajar dan menimba ilmu dan pengalaman. Kreativitas menjadi salah satu modal dalam berkarya. Kreativitas berarti to do something, melakukan sesuatu alias bekerja. Kreativitas berarti bekerja dengan prosedur. Setiap karya tidak lahir dari bualan dan ilusi.
Selain bekerja keras dan tekun, dibutuhkan kearifan dan moralitas kepada publik untuk mendukung tindakan kreatif tersebut. Jika begitu, publik akan menghargai. So, marilah kita tetap konsisten untuk terus berkarya. Siapa tahu pasar yang misterius ini berpihak kepada Anda.