oleh : Agus Wahyudi
Geliat band independen (indie) di Surabaya makin menggairahkan saja. Sejak 2005, makin banyak band indie lahir dari berbagai jenis aliran musik. Mereka ingin menangkap peluang komersial sekaligus merebut citra.
Suatu siang, pelataran Balai Pemuda berubah riuh. Seharian terdengar dentuman musik keras, nyaris tak berhenti. Anak-anak band beradu kemampuan dan ketrampilan bermain musik. Sementara ratusan (saat siang) dan ribuan (saat malam) penonton, asyik nongkrong mengikuti jalannya acara demi acara.
Itulah yang tersaji dalam Balai Pemuda Indie Rock Exhibition. Kegiatan ini tergolong cukup langka. Butuh keberanian dan kepercayaan tinggi. Sebab, semua pesertanya diwajibkan membawakan minimal dua lagu karya sendiri.
Dua band ternama, Power Metal dan Bidadari, menjadi bintang tamu.
Ditambah 19 band indie yang kini sedang naik daun, antara lain Devadata, Macan, Ovalenz, Crucial Conflict, Blingsatan, LGCB, Bluekuthuq, Krissolit, Princess, Crème Caramel, Leaver Got Stone, Baby Dolls, Valerian, Jagal, dan Cinta Hitam. Juga 11 band indie yang terseleksi melalui audisi.
“Kami memilih rock karena Surabaya gudangnya musisi rock. Makanya, kalau sekarang dipilih tema indie rock, itu sangat tepat,” ujar Gatuk, ketua pelaksana.
Gatuk menuturkan, potensi grup indie di Surabaya dan sekitarnya cukup besar. Memang tidak ada data pasti berapa jumlahnya. Namun, dia menaksir mencapai ratusan.
“Bukan hanya kuantitas, tapi kualitasnya makin hari makin bertenaga,” tandas gitaris Macan, grup rock debutan Log Zhelebour ini.
Elton, salah kurator acara, menilai lahirnya band indie bisa disebabkan oleh dua hal.
Pertama, mereka kesulitan menembus pasar major label. “Ada semacam kepenatan sehingga banyak musisi mencari alternative,” kata dia. Kedua, lahirnya band indie bisa jadi merupakan pemberontakan. Sebab tren lagu-lagu yang bisa menembus pasar sekarang lebih banyak bersifat easy listening.
“Temanya ya kayak cinta-cintaan melulu. Ini kemudian merangsang band indie yang berusaha konsisten bermain musik yang mengandalkan ketrampilan, pemilihan lirik yang berbobot, dan mendongkrak kemapanan,” papar pembetot bas The Shadow ini.
PIKAT PRODUSER BESAR
Di Surabaya, awal 2000-an, menjamur distro (akronin dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris impor lainnya. Distro menjadi tempat efektif untuk menjual hasil kreativitasnya. Tak terkecuali kaset-kaset indie.
Sejumlah gurub band Surabaya akhirnya memanfaatkan distro sebagai sarana marketing. Selain memiliki tempat permanen, mereka juga tak pernah melewatkan event pameran, baik yang berskala lokal maupun nasional.
Banyak band indie sekarang yang karyanya karya memikat produser besar macam Aquarius, Sony BMG, dan EMI. Contoh: The Changcuters PAS Band, D’Masiv, Koil, dan masih banyak lagi.
The Changcuters misalnya, awalnya hanya mengikuti audisi ke audisi. Sampai akhirnya lagunya banyak diputar di radio swasta di Bandung. Sekarang, The Changcuters telah menjadi band sukses dengan banyak fans.
Lain halnya dengan PAS Band. Grup asal bandung ini awalnya meniti karir dari panggung ke panggung underground sejak 1989. Awalnya band yang lahir di kampus Universitas Padjajaran ini kebanyakan mengusung musik-musik beraliran keras macam hardcore.
Grup yang mencampurkan warna musik rock, hip hop dan punk ini, merilis album EP berbendera indie dengan debut Four Through The Sap. Sukses album indie tersebut, Pas Band kemudian masuk label Aquarius. Hasilnya, mereka dapat mencetak tiga album sukses. “Yang mesti diingat, jika ingin menggapai sukses, band indie harus berani melakukan eksplorasi dan eksperimentasi,” tandas Elton.
Surabaya sebenarnya juga tak kalah. Ada Vox, Riviera, Devadata, Blingsatan. Sebelumnya hanya main di kampus dan rekaman indie. Kini, mereka sudah punya nama dan mampu menembus jaringan pasar musik nasional. Devadata, misalnya, baru bisa menembus perusahaan rekaman di Jakarta pada album ketiga. Bersama Hijau Extreme Record, milik Anang Hermansyah, Devadata merekam delapan lagu karangan mereka sendiri. Proses rekamannya telah dimulai 2007.
Meski diproduseri Anang, Devadata punya otoritas penuh untuk merancang semua materi album baru mereka bertitel Spirit of Indonesia. Mulai lagu hingga desain sampulnya, tak ada campur tangan dari suami Krisdayanti itu. “Buat Devadata ini penghargaan. Karena biasanya produser melakukan intervensi pada band-band baru,” kata Bodhas, vokalis dan pemebetos bass grup hardcare ini.
MOMOK MAJOR LABEL
“Jangan remehkan band indie. Kalau dilihat perkembangan sekarang, band indie telah menjadi momok mayor label,” ujar Ipunk, gitaris Power Metal.
Menurut Ipunk, lahirnya indie lantaran sulitnya menembus major label.
Karena parameter yang dipakai produser seringkali berbanding terbalik dengan pemaian musik. Di satu sisi, pemain musik amat yakin jika karyanya bagus. Sementara produser acap menganggap karya bagus belum tentu bisa dijual. Jadinya, parameter industri yang dinomorsatukan.
“Band-band era Power Metal pada tahun 90-an agak berbeda kondisinya. Setelah juara festival, kemudian ada produser yang mau mendanai untuk rekaman. Dan, produser mau membeli dengan sistem beli-putus. Sekarang sulit. Hampir semua produser memberlakukan sistem royalti, dihitung berdasar hasil penjualan,” jlentreh pria bertubuh tambun ini.
Hingga sekarang Power Metal sudah melahirkan 8 album. Semuanya diproduksi Logiss Record, milik promotor kondang, Log Zhelebour. Tahun 2009, Power Metal merampungkan album kesembilan.
Ipunk menyarankan band-band indie tak gampang menyerah. Band indie juga tak perlu ikut arus membikin lagu gampang hits, tapi mudah hilang.
“Saya bukan antipati terhadap lagu easy listening, tapi kalau bisa tidak kacangan. Kalau kita bisa membuat seperti The Beatles atau Bee Gees, ya easy listening tapi berbobot dan melegenda,” tutur Ipunk.(*)
dengerin laguku ya thx =) http://www.reverbnation.com/mymodus
BalasHapuskenalkan nama saya deddy, Manajer Band Indie Surabaya(Edisi Band), saya ingin menawarkan band kepada EO anda jika sewaktu waktu EO anda membutuhkan Band dari pihak kami. mohon kerjasamanya
BalasHapusHp: 085730377814,03191961987
Saya PaK IWAN nitip satu lagu disini bisa yaah....? Karena ada satu karya anak2 Kami CAMUFLSE yang ngerock...walau masih medium bagaimana caranya CP 08179342816, Email : iwan_cahyono@ymail.com
BalasHapusYa menurut saya tetep konsisten ,cuman satu lagu yang bisa dipahami masyarakat . tentunya respon masyarakat . kebanyakan musik dan lirik nya kurang akurat
BalasHapusYa menurut saya tetep konsisten ,cuman satu lagu yang bisa dipahami masyarakat . tentunya respon masyarakat . kebanyakan musik dan lirik nya kurang akurat
BalasHapusYa menurut saya tetep konsisten ,cuman satu lagu yang bisa dipahami masyarakat . tentunya respon masyarakat . kebanyakan musik dan lirik nya kurang akurat
BalasHapus